Liputan6.com, Jakarta - Jumat, 27 September 2019 dini hari rumah Rosiana terdengar ada yang menggedor-gedor. Dengan wajah yang masih terlihat menahan rasa kantuk ia membukakan pintu rumahnya.
Nampak di depan matanya dua sosok yang tak asing lagi baginya, ia merupakan kawan dekat anaknya Akbar Alamsyah. Rasa heran seketika berkelebat di benak ibunda Akbar karena dua remaja itu datang pagi buta.
Keduanya mengabarkan berita yang membuatnya terpukul. Anak remaja yang telah ia besarkan selama 19 tahun, Akbar, disebutkan ditangkap polisi saat kericuhan unjuk rasa pada 23-24 September lalu di depan Gedung DPR RI.
Sekujur tubuhnya lemas, dan hanya kata Tuhan yang ia sebutkan. "Ya Allah kenapa sih ditonton udah kaya gitu. Udah ibu pesenin dia loh," kata Kakak Ipar Akbar, Irawan dengan suara lirih menirukan Rosiana.
Siang menjelang sore tanggal 24 September 2019, Rosiana memang sudah mengingatkan anaknya jangan bermain jauh-jauh karena sedang ada kericuhan di sekitar komplek gedung DPR RI. Namun tanpa sepengetahuan dirinya, Akbar beserta kedua kawannya ke lokasi ricuh di sekitar Flyover Slipi.
Mereka bertiga, menurut keterangan Irawan yang didapat dari kedua kawannya Akbar itu, berangkat ke lokasi awalnya hanya ingin melihat kericuhan. Mereka berangkat sekitar pukul 01.00 WIB Rabu (25/9/2019) dini hari.
Di tengah peristiwa, mereka terkepung oleh polisi dan saat itu kedua kawan Akbar melarikan diri ke gang-gang rumah warga. Saat melarikan diri, salah satu kawannya sempat menoleh ke belakang dan masih melihat Akbar berada di belakang dirinya.
"Kemudian menoleh lagi Akbar udah ilang. Mereka bilang gak tau ke mana," kata Irawan menuturkan apa yang diceritakan kedua kawan Akbar.
Kedua kawan Akbar berhasil selamat dari kejaran polisi yang saat itu membabi-buta mengejar mereka gara-gara ada sejumlah warga yang berbaik hati membukakan pintu rumahnya. Di balik pintu rumah itu mereka bersembunyi.
Di tengah persembunyiannya batin mereka terus berkecamuk. Mereka mengkhawatirkan bagaimana nasib kawannya itu. Apakah baik-baik saja atau sudah tertangkap polisi. Namun sejumlah warga menenangkan mereka.
Mereka diminta untuk berfikir positif dan usai suasana kondusif mereka bisa keluar dan mencari Akbar Alamsyah.
Matahari belum menunjukkan sinarnya. Namun kumandang adzan subuh sudah santer terdengar di sana. Kedua kawan Akbar itu memberikan diri untuk mencari temannya yang masih tertinggal.
Mereka mencari keseluruhan penjuru, baik di rumah-rumah warga maupun di rumah sakit. Tapi hasilnya tetap nihil, hingga Rabu siang mereka tidak menemukan Akbar.
Setelah itu, mereka memberanikan diri untuk menemui ibunda Akbar di kediamannya. Dan menceritakan bahwa kawannya itu hilang saat ricuh di sekitar gedung DPR.